Mengenai Saya

Foto saya
aq adalah ibu rumah tangga yang nyambi jd dokter gigi... anakku 2 cowok semua.. my hoby adalah nulis, masak, jalan2, dan tentunya ngurusin gigi orang, dan aq wong suroboyo yang terdampar di solo

Label

Jumat, 27 Januari 2012

Cinta

Duhay sobatku fb yg kucintai sepanjang hayat.....Mencintai seseorang adalah hak kita, namun memiliki seseorang yg kita cintai tanpa ikatan resmi itu bukan hak kita
jangan pernah takut untuk melepaskan sesuatu yang belum berhak kita milki.
Dia pasti akan kembali andainya Allah SWT menjadikan ia untuk kita miliki,
atau Allah akan mengganti dengan yg jauh lebih baik dari yg sekarang kita cintai
jangan pernah takut kehilangan sesuatu yg bukan menjadi hak kita
dan jangan kau tangisi apa yg bukan milikmu.......

Bersabarlah...

WAHAI LELAKI



Wahai Lelaki,(¯`•.¸ღ ღ¸.•´¯)*•♫♥♥
Tugasmu adalah memuliakan perempuan. Ibumu, istrimu, dan anak-anak perempuanmu.
Di Pundakmu mereka bertumpu. Maka sepatutnya kau malu; jika tanganmu masih berpangku dan hatimu tidak tergerak untuk menjadikan mereka mulia.


Wahai Lelaki,(¯`•.¸ღ ღ¸.•´¯)*•♫♥♥
Tugasmu adalah memuliakan perempuan. Ibumu tiga kali lebih berhak engkau hormati daripada ayahmu. Bahkan jika engkau sudah menggendongnya keliling dunia; niscaya tidak akan terbalas kemuliaan ibunda padamu.
Istrimu adalah indikator kebaikanmu. Kemuliaannya melalui tanganmu adalah pemberat amalmu di akhirat kelak.
Anak-anak perempuanmu adalah cermin dirimu. Kesenangan mereka akibat perbuatanmu adalah perisaimu dari api neraka.


Wahai Lelaki,(¯`•.¸ღ ღ¸.•´¯)*•♫♥♥
Tugasmu adalah memuliakah perempuan. Memuliakan, menjadikan mereka mulia, di dunia dan di sisi-Nya.
Maka janganlah sekali-kali berhitung ketika menafkahi Ibumu. Apakah Ibumu pernah menagihmu atas air susu yang menjadikanmu siapa dirimu sekarang?
Jangan pula merasa berat saat mencukupi kebutuhan istrimu. Bukankah seharusnya kehormatanmu bisa memenuhinya?
Pun merasa sempit saat memberikan kesenangan dunia pada anak-anak perempuanmu. Perisai api neraka tidak sebanding dengan apapun di dunia.


Wahai Lelaki,(¯`•.¸ღ ღ¸.•´¯)*•♫♥♥
Tugasmu adalah memuliakan perempuan. Mulia, bukan saja di dunia; tapi juga menjadikan mereka mulia di hadapan-Nya.
Jangan berharap mereka mendirikan perintah-Nya; manakala dirimu sendiri lalai terhadap-Nya. Jangan berpikir mereka akan menaatimu; jika dirimu mungkin tidak pantas untuk ditaati. Jangan pula berharap iringan do’a dan ridho mereka jika mereka terlewat dari do’a-do’amu.


Wahai Lelaki,(¯`•.¸ღ ღ¸.•´¯)*•♫♥♥
Tugasmu adalah memuliakan perempuan. Namun, sungguh, merekalah yang menjadi sebab kejayaanmu; sebagaimana mereka pula mungkin menjadi sebab bagi kehinaanmu. Maka bangunan megah di dunia saja tidak cukup bagi mereka untuk menjadi mulia; ajarkanlah mereka membangun istana di surga-Nya.
Hilangkanlah rasa sempitmu; niscaya Allah akan mencukupkanmu untuk mencukupi mereka.
Berlemah lembutlah pada mereka; niscaya Allah pun akan melembutkan mereka untuk berlemah lembut padamu.

Berbahagialah, Wahai Lelaki, jika demikian berat amanahmu di muka bumi; maka Allah pasti telah menyediakan tempat yang mulia bagi dirimu yang telah menjadikan perempuan mulia di sisi-Nya.


(¯`v´¯). ♥Aamiin ya Robbal 'alamiin ♥.(¯`v´¯)

Cinta Adalah Titipan

Cinta Adalah Titipan

Ketika Alloh menitipkan cinta pada kita,
Kita tidak bisa memilih kepada siapa kita ingin mencinta,
Pun tak kuasa menolak cinta yang datang, karena cinta adalah titipan….

Dan ketika saatnya tiba……
Alloh akan menguji titipan Nya,
Menguji cinta yang Dia titipkan kepada kita,
Menguji timbangan cinta kita pada Nya dan pada kekasih fana kita…

Ketika saatnya tiba…
Alloh akan menguji seberapa kuat ikatan cinta itu..
Dan mungkin akan Dia datangkan cinta-cinta lain..
Sekedar memastikan apakah cinta yang Dia titipkan
tak berkurang kekuatannya…

Dan akankan manusia siap mengembalikan titipan itu..
Saat waktunya tiba…

Sabtu, 14 Januari 2012

BILA 'TERPAKSA' JADI JANDA

BILA 'TERPAKSA' JADI JANDA

Tak satu pun wanita ingin menjanda. Apalagi dalam usia muda. Namun bila itu terjadi, apa yang mesti dilakukan?
Hidup tanpa pendamping (suami/istri), bukanlah hal yang mudah. Apalagi bagi seorang wanita yang pernah berkeluarga. Selain merasa kehilangan dan sedih, secara tiba-tiba, ia menyandang status baru yang “mengerikan” sebagai seorang janda dan menjalani hidup secara singgel parent bagi anak-anaknya.
Apalagi di lingkungan masyarakat kita, menyandang status janda laksana ditimpa sebuah bencana, yang membuat wanita merasa tidak nyaman. Ini salah, itu salah. Belum lagi muculnya suara-suara sumbang, maka membuat beban mereka semakin berat.

Semua wanita pasti tak mau menjadi seorang janda. Namun ujian hidup kadang melompat-lompat tak terduga, hingga putaran 180 derajat. Sekarang kita bahagia dengan kebersamaan, entah kapan kita akan bersedih dengan perpisahan.

Untuk kaum lelaki status duda mungkin bukan persoalan yang terlalu dipusingkan, tapi bagi kaum wanita yang berstatus janda muda (jamu) bisa meledakkan dan menghancurkan kehidupan mereka.

Apa yang Harus Dilakukan?
Memang, kehidupan ini sarat misteri yang sulit untuk ditebak. Ada kalanya hari ini jadi milik kita, tetapi belum tentu hari esok tetap seperti itu. Tak seorang pun yang dapat terlepas dari cobaan rasa takut, kelaparan, kehilangan harta atau bahkan kehilangan orang-orang yang kita cintai.
Bila mengalami kenyataan hidup sebagai janda, sebagai Muslimah, bagaimana kita menyikapi takdir Ilahi ini? Berikut ini sedikit catatan atas persoalan rumah tangga (janda) yang luas dan kompklek.

Pertama, kelola kesedihan dan ujian ini dengan hati dan iman. Jadikan saat-saat sulit ini sebagai sarana lebih mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala (SWT). Sabar dan ridha pada semua takdir Allah serta menyadari sepenuhnya, bahwa semua yang terjadi ini adalah berdasarkan ketentuan dan hikmah dari Allah SWT
Jangan biarkan rasa sedih, cemas dan kekhawatiran menguasai hidup kita. Apalagi harus mengisolir diri dari lingkungan, memilih terus hidup dalam kesedihan dan batin yang tertekan. Hal tersebut bila terus dilakukan akan menguras energi, memupus semangat hidup dan menjerumuskan kita pada keputusasaan. Jika sudah begini, tak hanya batin yang menderita, fisik pun sengsara.

Ingatlah firman Allah SWT, ”…Dan janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir,” (Yusuf [12]: 87).


Kedua, yakinlah status janda bukanlah aib, meskipun sebagian masyarakat masih menganggap demikian. Apalagi kalau ’si teteh atau mbak’ masih muda dan cantik, sehingga disebut ’janda kembang’, yang konon berpotensi menggaet suami orang. Anggapan seperti ini membuat hidup kita menjadi tidak nyaman di tengah-tengah masyarakat. Karena itu, pandai-pandailah membawa diri hingga citra miring tentang janda ’sebagai ancaman’ dapat sirna.
Tepislah citra miring itu dengan berperilaku baik dan hiasi diri dengan takwa. Jagalah diri dalam bergaul, tundukkan pandangan sehingga terhindar dari fitnah dan mudharat. Tak usah menyesali takdir. Sebab jodoh, maut dan rezeki adalah rahasia Allah SWT. Sebagai manusia kita hanya menjalani takdir sambil terus berikhtiar dan berdoa memohon kebaikan atas apa yang terjadi.


Ketiga, ikhtiar untuk menikah lagi, setelah masa iddah selesai. Ikhlaskan niat dan amal, ketika ada hasrat untuk menikah lagi. Niatkan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, bukan karena ingin memenuhi nafsu semata. Karena nikah adalah setengah bagian dari agama. Dan pernikahan adalah kesucian jiwa dan raga.


Keempat, bersabarlah dalam melangkah. Sikap ikhlas harus dibarengi dengan kesabaran dan kebenaran. Demikian juga sebaliknya, keikhlasan bila tidak disertai dengan kesabaran yang terus menerus akan hilang maknanya. Karena proses pernikahan tidak seperti membalikan telapak tangan, terlebih bagi janda yang telah berumur dan beranak banyak. Iringi hari-hari nan sepi dengan berdialog dengan Allah melalui sabar dan shalat, ”…Mintalah pertolongan kepada Allah dengan kesabaran dan shalat.” (Al Baqarah [2]: 153).


Kelima, tetaplah optimis. Tak selayaknya seorang Muslim berputus asa dari rahmat Allah SWT. Bukankah Allah SWT tak akan mengubah nasib suatu kaum jika kaum itu tak berusaha mengubahnya?
”…Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap suatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia.” (Ar-Ra’ad [13]: 11).


Keenam, bekali diri dengan segala persiapan baik secara lahir maupun batin. Mungkin dengan memperbanyak komunikasi dengan para akhwat atau mengkomunikasikan kepada lelaki shalih, baik secara langsung atau dengan perantara. Karena pernikahan ini sangatlah tidak mudah, butuh waktu lama untuk mempersiapkannya. Pengalaman masa lalu bisa menjadi guru terbaik, sehingga dengannya mawas diri dan introspeksi diri.
Allah SWT berfirman, ”Dan apabila telah sampai ajal (batas akhir iddah) mereka, maka tidak ada dosa atas kalian (para wali) di dalam apa-apa yang mereka lakukan pada diri mereka sendiri.” (Al-Baqarah [2]: 234).


Ketujuh, poligami bisa menjadi pilihan. Mengingat kenyataan dan fitrah lelaki yang bisa mencintai lebih dari satu istri, alternatif ini bisa menjadi pilihan dan tak salah jika tawaran poligami ini diterima selama hubungan itu dalam kerangka syar’i, ada keterbukaan, kejujuran pada dua belah pihak dan jelas tujuannya. Jadi tak perlu takut dan minder dengan status menjadi istri kedua. Islam adalah agama solusi, lewat poligami bisa menjadi pemecahan masalah hidup dan rumah tangga menuju keridhaan dan surga-Nya.


Kedelapan, bertawakallah kepada Allah dan iringi doa kepada–Nya. Sikap atau sifat tawakal ialah sikap menyerahkan diri kepada Allah SWT tentang semua hasil, usaha dan ikhtiar yang telah dikerjakan dengan persiapan dan perencanaan yang matang dan jerih payah yang berat.
Allah SWT berfirman, ”….Barangsiapa mau pasrah (bertawakal) kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupinya (mendapatkan apa yang dia inginkan)…” (At-Thalaq [65]: 3).


Saudariku, jangan lagi bersedih dan resah. Dunia ini memang tempat berjuang. Masalah yang ada, adalah bumbu kehidupan beriring bersama waktu dan keteguhan imanmu. Bersemangatlah selalu, berdoa dan mintalah tolong pada Allah SWT. Lupakan yang lalu dan jadikan ibrah.
Seperti sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam (SAW), ”Bersemangatlah untuk meraih apa yang bermanfaat bagimu, mintalah tolong pada Allah, dan janganlah lemah. Apabila sesuatu menimpamu janganlah engkau mengatakan ’Andaikan aku mengerjakan begini niscaya akan begini dan begitu.’ Akan tetapi katakanlah, ”Qadarullah wama sya’a fa’ala (Semua ini takdir Allah, Dia mengerjakan apa yang Dia kehendaki). ’Karena kata ’andaikan’ itu membuka pintu bagi amalan setan.” (Riwayat Muslim, Ibnu Majah, Ahmad).


Yakinlah kebahagian itu takkan hilang, dan jodoh adalah soal takdir, sibukanlah dengan aktivitas amal shalih. Berikhtiarlah terus, meski menentukan hasil adalah Allah SWT. Jemputlah kebahagiaan karena langkahmu masih panjang dan harapan kebahagiaan akan selalu menunggumu.